Gamelan Selonding Bali: Warisan Sakral dengan Melodi Magis
Gamelan Selonding adalah salah satu ansambel musik tradisional Bali yang usianya diperkirakan lebih tua dari gamelan populer lainnya. Dianggap sebagai gamelan sakral, Selonding memiliki sejarah panjang dan cara memainkan yang unik, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari upacara adat dan keagamaan di beberapa desa tua di Bali.
Sejarah Gamelan Selonding masih diselimuti misteri, namun diyakini telah ada sejak abad ke-9. Kata “Selonding” diduga berasal dari kata “salon” dan “ning,” yang berarti tempat suci, mengisyaratkan fungsi keramatnya. Gamelan ini terbuat dari bilah-bilah besi yang ditata di atas resonator kayu. Ukuran bilah yang relatif panjang dan besar menghasilkan suara yang khas dan magis.
Secara fisik, satu set Gamelan Selonding terdiri dari beberapa tungguh (instrumen) dengan jumlah bilah yang bervariasi, mulai dari empat hingga delapan bilah per tungguh. Instrumen-instrumen ini meliputi Gong, Kempul, Petuduh, Peenem, dan berbagai jenis Nyong-nyong. Uniknya, Selonding memiliki sistem pelarasan (nada) sendiri yang berbeda dari gamelan Bali lainnya, seringkali menggunakan laras pelog tujuh nada.
Cara memainkan Gamelan Selonding membutuhkan keahlian khusus. Pemain (Juru Gambel) memukul bilah-bilah besi menggunakan panggul (pemukul) khusus. Teknik pukulan dan kombinasi antar instrumen menghasilkan melodi yang kompleks dan ritmis. Beberapa teknik pukulan khas dalam Selonding antara lain Lelungidan, Nyogcag, Ngundir, dan Ngubit (pada gaya Bebandem), serta Ngerejeg, Sekati, Nerompong, dan Rereongan (pada gaya Tenganan).
Gamelan Selonding memiliki fungsi sakral yang mendalam dalam masyarakat Bali Aga (Bali asli pra-Majapahit), seperti di desa Tenganan Pegringsingan dan Bugbug di Karangasem. Ansambel ini digunakan untuk mengiringi upacara-upacara besar seperti ngaben (kremasi), pernikahan, dan upacara di pura. Bahkan, di beberapa desa, Selonding dianggap sebagai piturun (sesuatu yang diturunkan dari небеса) dan hanya boleh disentuh dan dimainkan oleh kelompok pemain tertentu.
Meskipun sempat terpinggirkan oleh perkembangan gamelan jenis baru, Gamelan Selonding kini kembali dilestarikan dan dipelajari. Beberapa komunitas dan seniman bahkan berinovasi dengan menggabungkan Selonding dengan genre musik modern, menunjukkan bahwa warisan sakral ini tetap relevan dan mampu beradaptasi dengan zaman.
